Bogor – Alumni Pesantren Islam Internasional Al-Andalus, Muhammad Faerel Rizky A berhasil menyabet juara II dan penghargaan Best Presenter melalui penelitian soal pemanfaatan gas buang industri. Prestasi itu diraih dalam ajang Purnomo Yusgiantoro Center Paper Competition 2024 bertajuk Holistic Transformation for A Sustainable Energy Future.
Faerel yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa Departemen Teknik Kimia (DTK) Fakutltas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dengan rekan timnya, Yusuf Yudhoyuno mempresentasikan karya ilmiah berjudul Alternative Flare Gas Utilization: Sustainable and Cost-efficient Method Through Direct Oxidation and Metal-catalysed Carbonylation.
Faerel mengatakan, kompetisi tersebut kategori umum yang diikuti berbagai pihak, seperti mahasiswa, ahli dari kalangan industri bahkan sampai para peneliti bergelar doktor. Ajang ini juga, sambung dia, termasuk level internasional karena juri yang dihadirkannya juga berasal dari negara lain, yakni scientis dari Singapura dan Malaysia. Ia menyebut, jumlah peserta yang ikut dalam kompetisi tersebut sebanyak 230 tim.
“Kemudian disaring kembali menjadi 100 tim. Setelah itu diseleksi lagi menjadi 10 besar, dan itu nantinya mempresentasikan penelitiannya di hadapan para juri internasional,” ujarnya saat berbincang dengan tim media Al-Andalus, Jumat (26/7/2024).
Baca juga : Santri Al-Andalus Raih Medali Emas di Kompetisi National Science Social Competition 2.0
Pada Rabu, 19 Juni 2024 lalu Purnomo Yusgiantoro Center (PYC) melakukan penjurian final Paper Competition 2024 di Gedung PYC, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Setelah dilakukan seleksi ketat, terpilih 10 finalis yang berkesempatan memaparkan di hadapan para dewan juri terdiri dari Dr. Lam Man Kee, Dr. Akbar Swandaru dan Dr. Niken Prilandita.
Faerel menjelaskan terkait penelitiannya tersebut. Menurutnya, sekarang banyak gas buang hasil pembakaran khususnya di dunia industri dibuang begitu saja dan membahayakan lingkungan karena termasuk sumber utama emisi karbon.
“Padahal itu (gas buang, red) bisa dimanfaatkan. Untuk itu, kita memperkenalkan cara baru untuk memanfaatkan gas buang. Kita menggunakan metode yang dapat mengubah metana menjadi metanol dengan efisiensi tinggi (90%) pada suhu rendah. Metanol ini kemudian diolah menjadi asam asetat yang memiliki nilai jual tinggi dengan bantuan katalis iridium,” papar alumni Pesantren Al-Andalus angkatan IV itu.
Baca juga : Enam Santriwati Raih Medali Emas di Ajang Quartal Islamic Olympiad
Asam asetat memiliki nilai jual tinggi karena banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti produksi plastik, serat sintetis, pelarut, dan bahan kimia lainnya. Di Indonesia, asam asetat juga digunakan dalam industri tekstil dan makanan, serta sebagai bahan baku dalam produksi vinil asetat monomer (VAM), yang penting untuk pembuatan lem, cat, dan berbagai produk lainnya.
Atas raihan prestasi tersebut, Faerel menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang selalu memberikan dukungan semangat, khususnya para asatiz di Pesantren Al-Andalus.
“Ana sampaikan jazakumullahu khairon katsira kepada para asatiz semua. Saat dulu masih di pesantren ana selalu diajarkan untuk semangat dan tak gampang menyerah. Santri juga punya potensi yang sama dengan yang lain,” ucap pria kelahiran Jakarta ini.
“Adapun untuk adik-adik kelas ana di Pesantren Andalus, belajar semaksimal mungkin. Jangan pernah gampang menyerah dengan kondisi apapun sebab manfaatnya akan dirasakan kelak,” tambahnya. (*)