Bogor — Para pengajar di Pesantren Islam Internasional Al-Andalus terus diberikan bekal pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran. Al-Andalus kembali mengundang dosen pascasarjana Prodi Administrasi Pendidikan Universitas Pakuan (Unpak) Bogor.
Kerjasama Al-Andalus dengan pihak Unpak untuk menggelar acara seminar merupakan yang kedua kalinya. Pertama, dilakukan pada 29 Januari 2019 lalu.
Seminar yang digelar hari ini, Senin (30/12/2019) bertajuk ‘Peningkatan Kualitas Sekolah dengan Penguatan Layanan Prima Pembelajaran. Para pemateri terdiri dari Dr. Rais Hidayat, Dr. Sri Setyaningsih dan Dr. Yuyun Elizabeth Patras.
Mudir Pesantren Islam Internasional Al-Andalus, Ustadz Nurdin Apud Sarbini menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak Unpak yang bersedia hadir ke Al-Andalus.
“Kita mendapat kunjungan luar biasa dari para dosen pascasarjana dan kami berterimakasih atas kesediaannya datang ke tempat kami. Mereka akan memberikan kepada kita hal yang bermanfaat kepada kita sebagai praktisi pendidikan. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas kita sebagai tenaga pendidik dalam pembelajaran agar sekolah kita meningkat dan peserta didik kita berkualitas,” kata Ustadz Nurdin dalam sambutannya di Aula Pesantren Al-Andalus Putra, Sukamakmur, Bogor.
Ustadz Nurdin menambahkan, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Salah satu, lanjut dia, institusi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menggodok para guru dan calon guru yakni Universitas Pakuan.
“Jadi para guru dan calon guru itu harus menjalani pembelajaran di Universitas Pakuan. Dan mereka adalah para mentornya. Alhamdulillah kita tidak perlu ke Pakuan, tapi mereka bersedia datang ke sini,” ujarnya.
Sementara Universitas Pakuan menyatakan bahwa pihaknya bangga dengan lembaga pendidikan Pesantre Al-Andalus yang bersedia terbuka dan menjalin komunikasi dengan pihak lain.
“Saya mewakili Unpak, tentu Pakuan sangat bangga bisa hadir ke sini diminta untuk sharing karena ilmu itu seperti sumur kalau dibiarkan akan kotor keruh, begitupun dengan ilmu kalau tidak disharingkan akan kotor dan tertinggal,” terangnya.
Ia kembali menegaskan, awalnya pihak Pakuan memandang bahwa Pesantren Al-Andalus itu merupakan lembaga pendidikan tertutup.
“Karena kalau melihat penampilan luar para pengajarnya terkesan tertutup. Tapi asosiasi kami itu terbantahkan ketika pertama kali kami diundang untuk mengisi seminar di sini. Untuk itu, sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada Al-Andalus yang mempunyai pemikiran terbuka,” imbuhnya.
“Tentunya mudah-mudahan apa yang akan disampaikan di materi ini bisa bermanfaat bagi semuanya,” pungkas dia.(*)