Bogor — Pemberian nama atas sesuatu tentu mempunyai arti tersendiri. Begitu juga dengan Pesantren Islam Internasional Al-Andalus. Lembaga pendidikan yang berdiri pada 2013 silam ini mempunyai kandungan filosofisnya.
Nama Al-Andalus sendiri diambil dari nama sebuah wilayah yang merupakan bagian Semenanjung Iberia (hari ini terletak di Spanyol dan Portugal). Daerah yang juga sering disebut Andalusia itu diperintah oleh orang Islam atau orang Moor antara tahun 711 dan 1492.
Semenanjung Andalusia dipisahkan dengan Maroko oleh sebuah selat yang semenjak era penaklukan Islam kemudian dikenal sebagai Selat Gibraltar (yang oleh para penulis dan sejarahwan Arab dikenal dengan nama Dar Az-Ziqaq); yang lebarnya sekitar 12,8 km antara Sabtah (Cueta) dan Jabal Thariq (Gibraltar).
Lantaran namanya Al-Andalus, ada fakta unik yang didapatkan di Pesantren Al-Andalus. Di antaranya, penamaan gedung di pesantren tersebut berkaitan erat dengan sejarah Andalusia.
1. Thoriq bin Ziyad
Thoriq bin Ziyad dijadikan nama gedung di Pesantren Al-Andalus Putra, Sukamakmur, Bogor.
Thoriq bin Ziyad merupakan salah seorang panglima terbesar dalam sejarah Islam yang merupakan prajurit Kerajaan Umawiyah (Bani Umayyah). Setelah Musa bin Nushair membuka jalan pasukan Islam ke Eropa, Thariq bin Ziyad menyempurnakannya dengan menaklukkan Andalusia. Atas perintah Khalifah al-Walid bin Abdul Malik, Thariq membawa pasukan Islam menyeberangi selat Gibraltar menuju daratan Eropa dari sinilah sejarah bangsa Ifranji –sebutan untuk orang-orang Eropa- itu berubah.
2. Musa bin Nushair
Nama Musa bin Nushair juga dijadikan nama gedung di Pesantren Al-Andalus Putra.
Sejarah Islam lebih banyak menonjolkan sosok Thoriq bin Ziyad sebagai pahlawan dalam penaklukan Spanyol. Padahal, selain itu ada pula tokoh lainnya yang tak kalah hebat peranannya dalam proses penaklukan Andalusia, yakni Musa bin Nushair.
Musa memimpin 10 ribu pasukannya ke Spanyol dan bertemu dengan Thoriq bin Ziyad di Toledo. Penaklukan Spanyol terus berjalan hingga ke Zaragoza, Aragon, Leon, Astoria, dan Galicia. Seluruh daratan Spanyol berhasil ditaklukkan pasukan Muslim pada 86 H (715 M), di bawah pemerintahan Khalifah Walid.
3. Walid bin Abdul Malik
Walid Abdul Abbas bin Abdul Malik bin Marwan bin Hakam lahir pada tahun 48 Hijriyah. Ia menjabat khalifah menggantikan ayahnya, Abdul Malik bin Marwan tahun 84 Hijriyah atau 705 Masehi. Setelah menjadi khalifah, ia langsung membenahi infrastruktur fisik, pengiriman pasukan untuk memperluas wilayah dakwah dan kekuasaan Islam serta melakukan reformasi sosial.
Salah satu langkah yang diambil Walid bin Abdul Malik dengan memerintahkan Musa bin Nushair, Gubernur Afrika untuk mengirim Thoriq bin Ziyad menaklukkan pulau Shamit tahun 91 H. Thoriq adalah budak Musa bin Nushair yang telah dimerdekakan. Bahkan ia telah diangkat menjadi panglima perang. Dalam misinya, Thoriq berhasil mengalahkan Spanyol (Ishbaniyah).
Nama Walid bin Abdul Malik juga diabadikan menjadi nama gedung di Pesantren Al-Andalus Putra.
4. Maalaqoh
Maalaqoh (مالقة) atau Malaga merupakan wilayah yang sempat dikuasai umat Islam sebelum ditaklukkan Raja Ferdinand dan Ratu Isabela.
Islam pernah berkembang pesat dan hebat di kota Malaga. Bahkan, kota ini pun tercatat pernah menjadi saksi bisu benteng pertahanan umat Islam di selatan Andalusia. Salah satu yang kini masih tersisa adalah Kota Benteng Malaga atau lebih dikenal Alcazaba de Malaga.
Maalaqoh diambil menjadi nama gedung yang berada di Kompleks Pesantren Al-Andalus Putri, Jonggol, Bogor.
5. Bathliyus
Nama gedung lain yang ada di Pesantren Al-Andalus Putri yakni Bathliyus (bahasa arab, red) atau Badajoz. Badajoz merupakan kota yang terletak di sebelah barat daya Spanyol.
Badajoz awalnya merupakan sebuah kerajaan dan mulai membuat sebuah perubahan berarti di masa Ath-Thawa’if di tangan Bani Maslamah atau Bani Al-Afthas, berdasarkan pandangan yang masyhur dalam kitab-kitab sejarah Andalusia. Mereka adalah penguasa terhadap wilayah itu selama lebih dari 70 tahun.
Di antara ulama yang paling menonjol di masa Kerajaan Badajoz adalah Abu Umar Yusuf bin Abdullah bin Muhammad bin Abdil Barr An-Namri Al-Qurthubi Al-Maliki atau Ibnu Abdil Barr (368-463 H/978-1071 M).
Di antara karyanya adalah Ad-Durar fi Ikhtishar Al-Maghazi wa As-Siyar, Al-‘Aql wa Al-‘Uqala’, Al-Isti’ab, Bahjah Al-Majalis wa Uns Al Majalis dan At-Tamhid.
Selain Ibnu Abdil Barr, ada juga Abu Al-Walid Sulaiman bin Khalaf bin Sa’ad bin Ayyub bin Warits Al-Andalusi Al-Baji. Abu Al-Walid Al-Baji (402-474 H/1012-1081 M).
Abu Al-Walid Al-Baji banyak menyusun karya-karya ilmiahnya, di antaranya; Kitab Al’Muntaqa, Ihkam Al’Fushul fi Ahkam Al-Ushul, A t’Tadil wa At’Tajrih fiman Rawa ‘Anhu Al’Bukhari fi Ash’Shahih, dan yang lainnya.
6. Tarthusyah (طرطوشة)
Tartusyah atau Tortosa saat ini merupakan ibukota dari comarca Baix Ebre, provinsi Tarragona, Catalonia, Spanyol. Tortosa pernah dikuasai bangsa Moor, Raja Taifa Tortosa. Ulama yang berasal dari Tortosa yakni Abu Bakar Muhammad bin Al-Walid bin Khalaf bin Sulaiman bin Ayyub Al-Fihri Ath-Thurthusyi Al-Andalusi, sang faqih bermadzhab Maliki. Di masanya, Abu Bakar dikenal sebagai Ibnu Abi Randaqah.
Tarthusyah dijadikan nama salah satu gedung di Pesantren Al-Andalus Putri. (*)
Tulisan ini disarikan dari berbagai sumber.
Maa Syaa Allaah, semoga pesantren Al Andalus ini bisa melahirkan generasi generasi hebat pejuang agama Allah yang teguh iman islamnya, yang santun tutur katanya, mulia budi pekertinya, yang mampu mengembalikan kejayaan islam diseluruh negeri, Aamiin
Aamiin Yaa Rabb
Semoga al andalus semakin jaya dan sukses para santrinya
Masya Allah, sukron informasinya Insya Allah nambah literasi ana tentang sejarah Andalusia….
Barakallahu fiik