Bogor — Tak hanya gedung di Pesantren Islam Internasional Al-Andalus yang nama-namanya berkaitan dengan sejarah Andalusia (saat ini Spanyol), tapi sejumlah asrama juga diberikan nama serupa.
Nama asrama, khususnya di Pesantren Al-Andalus Putra dinamai nama-nama kota di Spanyol dalam bahasa Arab. Seperti Qurtubah, Ghornathoh, Isbiliyah, Saraqusthoh, Toledo dan Al-Mariah.
1. Qurtubah
Qurtubah atau Cordova terletak di sungai al-Wadi al-Kabir di bagian Selatan Spanyol. Kota ini didirikan bangsa Cordova yang tunduk kepada pemerintahan Romawi dan Visigoth (Bangsa Goth) (Maus’ah al-Maurid al-Hadits). Kota ini ditaklukkan panglima Islam yang terkenal, Th0riq bin Ziyad, pada tahun 93 H / 711 M. Sejak saat itu Cordova memulai tatanan hidup baru dan mengukir sejarah yang sangat penting dalam sejarah peradaban umat manusia.
Kecemerlangan Cordova sebagai kota peradaban mencapai puncaknya pada tahun 138 H / 759 M, ketika Abdurrahman ad-Dakhil mendirikan daulah Umayyah II di Andalusia setelah sebelumnya runtuh di Damaskus oleh orang-orang Abbasiyah.
Pada masa Abdurrahman an-Nashir, khalifah pertama Umayyah di Andalusia, kemudian putranya al-Hakam al-Mustanshir, Kota Cordova mencapai puncak kemajuan dan masa keemasannya. Apalagi kota ini dijadikan sebagai ibu kota Daulah Umayyah II dan tempat istana kekhalifahan di dunia Barat.
Pada masa ini, Cordova juga dijadikan sebagai pusat ilmu pengetahuan dan peradaban dunia sehingga menyaingi Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium di benua Eropa, Kota Baghdad ibu kota Daulah Abbasiyah di Timur, Kota Kairawan dan Kairo di Afrika, sehingga orang-orang Eropa menyebut Cordova dengan “Mutiara Dunia”.
Salah seorang tokoh Barat, John Brand Trand mengatakan Cordova telah mengalahkan semua peradaban Eropa dari sisi pembangunan fisiknya di abad ke 10 M. Ia benar-benar mengundang decak kekaguman dunia, seperti kota Venesia dalam pandangan negeri-negeri Balkan. Para turis datang mengunjunginya dari utara begitu terhenyak dan terdiam mendengar tentang kota yang mempunyai 70 perpustakaan dan 900 pemandian (hamam) umum. Jika para penguasa Leon, atau Navarre, atau Barcelona membutuhkan ahli bedah, atau insinyur, atau arsitektur, atau penjahit baju, atau ahli musik, maka mereka tidak akan mencari ke mana-mana selain Cordova
Cordova mampu melahirkan ilmuan-ilmuan yang mengabdi kepada Islam dan kaum muslimin secara khusus dan dunia secara umum. Tidak hanya di bidang ilmu tertentu, akan tetapi juga di berbagai disiplin ilmu. Di antara mereka adalah az-Zahrawi (325 – 404 H / 936 – 1013 M), seorang ahli bedah yang paling masyhur, dokter, dan ahli obat-obatan, dan pembuatannya. Ada juga Ibnu Bajah, Muhammad al-Ghafiqi, Ibnu Abdil Bar, Ibnu Rusy, al-Idrisi, Abu Bakar Yahya bin Sa’dun bin Tamam al-Azdi, Qadhi al-Qurthubi an Nahwi, al-Hafizh al-Qurthbi, Abu Ja’far al-Qurthubi, dan masih banyak ilmuan-ilmuan lainnya.
2. Ghornathoh
Ghornathoh atau Granada. Sejarah mencatat, Granada adalah salah satu pusat ilmu pengetahuan di masa kejayaan Islam. Kota itu menjadi tempat paling diburu oleh para pelajar di seluruh dunia.
Granada terletak di selatan kota Madrid, ibu kota Spanyol sekarang. Granada memiliki keindahan yang amat mengagumkan. Itu sebabnya, nama “Granada” diambil dari nama keindahan (granada artinya “kecantikan” dan “keindahan”).
Kawasan ini terbentang di sekitar Laut Mediterranian dari selatan dan berada di sekitar Sungai Syanil. Tempat yang enak dipandang mata, karena berada di ketinggian 669 meter dari atas laut. Konon, inilah rahasia keindahan dan kecantikan Granada.
Di sini juga telah terahir banyak ilmuwan muslim yang terkenal. Di antaranya Abu Al-Qasim Al-Majrithi, sebagai pencetus kebangkitan astronomi Andalusia pada tahun 398 Hijriyyah atau sekitar tahun 1008 Masehi. Ia telah memberikan dasar bagi salah satu pusat pengkajian ilmu matematika.
Selain Abu Al-Qasim, juga masih ada sejumlah ilmuwan dan ulama terkenal, di antaranya Al-Imam Asy-Syathibi, Lisanuddin Al-Khatib, As-Sarqasti, Ibnu Zamrak, Muhammad Ibnu Ar-Riqah, Abu Yahya Ibnu Ridwan, Abu Abdullah Al-Fahham, Ibnu As-Sarah, Yahya Ibnu Al-Huzail At-Tajibi, As-Shaqurmi, Ibnu Zuhri. Di kalangan wanita, tercatat nama-nama seperti Hafsah binti Al-Haj, Hamdunah binti Ziad, dan saudaranya, Zainab.
Setelah kekuasaan keturunan Bani Ahmar menetap di Granada dan sekitarnya di Timur Laut, dekat dengan kedudukan Al-Hamra, pada tempat yang begitu strategis, mereka membangun salah satu istana yang terkenal dengan nama “Istana Al-Hamra”.
3. Isbiliyah
Ishbiliyah adalah sebutan dalam bahasa Arab untuk Sevilla. Kota ini terletak di tepian Sungai Guadalquiver.
Umat Islam mulai memasuki kota yang terletak di bagian selatan Semenanjung Iberia (Spanyol) ini pada tahun 712 M lewat pasukan Dinasti Umawiyah di bawah pimpinan Musa bin Nushair.
Di masa Gubernur Abdul Aziz bin Musa bin Nushair, kota bernama Hispalis ini diganti menjadi Isybiliyah dan dijadikan sebagai ibu kota pemerintahan Islam di Andalusia. Namun, beberapa tahun kemudian setelah berganti kekuasaan, ibu kota Andalusia dipindahkan ke Cordova.
Sevilla sempat melahirkan ulama kenamaan, yakni Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad al-Ma’arifi al-Andalusi al-Ishbili atau terkenal dengan nama Ibnu Al-Arabi.
Ia dilahirkan di Sevilla pada tahun 468 H atau 1076 M dan meninggal di Fez, Maroko pada 543 H atau 1148 M. Ayahnya yang bernama Abu Muhammand ibn al-‘Arabi merupakan pejabat tinggi untuk Khalifah Taifa di Sevilla.
Di antara karya-karya besarnya seperti Aridhat al-Ahwazi; merupakan kitab syarah dari Kitab Sunan Tirmidzi. Ahkamul Qur’an; sebuah kitab tafsir Al-Qur’an, yang juga memuat fikih dari mazhab Maliki. Al-‘Awashim min al-Qawashim; sebuah buku sejarah yang menjadi terkenal karena bantahannya yang keras terhadap Syi’ah.
Baca juga : Fakta Unik Pesantren Islam Internasional Al-Andalus (1)
4. Saraqusthoh
Saraqusthoh atau Zaragoza adalah ibu kota Provinsi Aragon, Spanyol Selatan. Dikenal sebagai kota kebudayaan arsitektur dan pusat ilmiah. Zaragoza dimasa silam diperintah oleh banyak kekuatan besar, salah satunya Islam selama empat ratus tahun.
Bani Tujaib (yang merupakan kabilah Arab) menguasai wilayah Zaragoza dan menduduki posisi yang tinggi di sana pada masa kekuasaan Al-Manshur bin Abi Amir. Yaitu ketika Yahya bin Abdurrahman At-Tujaibi menetap di Al-Tsaghr Al-A’la pada tahun 397 H/989 M. Ini terus berlangsung hingga ia meninggal dunia pada tahun 408 H/1017 M. Lain ia dilanjutkan oleh putranya, ALMundzir bin Yahya At-Tujaibi, yang dapat dikatakan penguasa Bani Tujaib paling kuat di Andalusia.
Zaragoza di masa Bani Hud serupa dengan peradaban-peradaban ilmu lainnya di Andalusia pada waktu itu. karena kedudukannya dalam bidang akademis setara dengan Sevilla, peradaban Bani Abbad; Badajoz, peradaban Bani Al-Afthas; dan Toledo, peradaban Bani Dzun-Nun. Di dalamnya banyak lahir para ulama hebat, seperti Ibnu Bajah sang filosof, Ath-Thurthusyi sang ahli fikih, dan Ismail bin Khalaf sang qari’. Belum lagi kedudukan ilmiah yang dimiliki oleh Al-Muqtadir Ahmad bin Hud dan putranya, Al-Mu’tamin Yusuf. Keduanya cemerlang dalam bidang filsafat, matematika dan ilmu falak.
5. Toledo
Toledo adalah sebuah kota lama di Spanyol, yang terletak di bagian tengah Semenanjung Iberia, berjarak sekitar 91 kilometer di sebelah barat Madrid -ibukota Spanyol saat ini. Kota ini dikelilingi oleh sungai Tagus dari tiga arah yang terletak di lembah yang dalam dan mengairi wilayahnya yang luas.
Toledo sempat menjadi ibu kota Visigothic sebelum dikuasai Iberia pada 510 M hingga akhirnya ditaklukkan Muslim pada 711 M. Wilayah itu menjadi kota kunci era Andalusia saat pengaruh kepemimpinan Islam di bawah kekhalifahan Umayyah sedang kuat di sana.
Di sana, karya-karya ilmuwan dalam bahasa Arab di bidang matermatika, astronomi, kedokteran, botani, dan bidang-bidang keilmuan lain diterjemahkan ke Bahasa Latin. Toledo menjadi pusat transmisi intelektual dari peradaban Islam ke peradaban Eropa. Dari sanalah cikal bakal Renaissans berasal.
Nuansa abad pertengahan sangat terasa di Toledo dengan jalan-jalan yang tepiannya ditata batu dan aneka kerajinan. Dengan populasi sekitar 75 ribu orang, UNESCO menetapkan Toledo sebagai salah satu situs Warisan Dunia pada 1986.
6. Al-Mariah
Al-Mariah sebutan lain untuk Almeria. Kota Almeria mencapai kemegahan sejarahnya di bawah amir lokal yang kuat seperti Khayran, Emir Almería dan Cartagena yang sepenuhnya independen, dan Abu Yahya Muhammad bin Man.
Almería mendeklarasikan kemerdekaan provinsinya dari Khilafah Cordova sekitar tahun 1012. Ia tetap sebagai kerajaan merdeka, meskipun beberapa kampanye Taifa dari Sevilla mengurangi wilayahnya di utara.
Kerajaan Almeria sempat dipimpin Al-Fityan Al-Amiriyyun (Bani Amir) pada periode 405-433 H/1014-1041 M. Juga pernah diperintah Bani Shamdih pada periode 433-484 H/1041-1091 M. (*)
Asslmualaikum!! Saya ingin bertanya..Adakah santriwati yg bernama Siti muah binti Diding.Asal daerah Majalengka.Mohon penjelasannya!! Saya lama hilang kontak.Mudah2an ini benar pondok pesantren yg di maksud wassalamualaikum
Waalaikumsalam, tidak ada santriwati bernama Siti Muah binti Diding di Pesantren Kami.