Bogor – Lulusan Pesantren Islam Internasional Al-Andalus yang diterima di Universitas Islam Madinah (UIM) terus bertambah. Terbaru, ada lima orang alumni berhasil diterima di universitas yang berjarak sekitar 7 sampai 10 kilometer dari Masjid Nabawi itu.
Kelima orang tersebut yakni, Ahmad Rizki Muballiq Yasir (angkatan III), Ihsan Hilmy Satriana (angkatan III), Muhammad Zaki (angkatan III), Rafli Ananta Zikri (angkatan III) dan Dihya Muhammad (angkatan IV).
Dihubungi di sela-sela aktivitasnya melakukan pengabdian di Pesantren Al-Andalus, Dihya menceritakan proses dari awal hingga diterima di Universitas Islam Madinah.
Baca juga : Diterima di Universitas Islam Madinah, Bimbi: Alhamdulillah ‘ala Kulli Haal
Sekitar bulan November 2021 silam, kata Dihya, dirinya mendapatkan informasi bahwa pendaftaran UIM sudah dibuka. Ia pun segera mengecek persyaratan yang harus dipenuhi.
“Ternyata bisa daftar tanpa harus ada ijazah dan cukup melampirkan transkip nilai dan persyaratan penunjang lainnya. Sebab, waktu itu ana masih kelas 12,” ujar dia, Kamis (10/11/2022).
Dihya melanjutkan, setelah berkas diverifikasi dan bulan April 2022 turun pengumuman nama-nama yang masuk kategori sebagai calon mahasiswa UIM.
“Istilahnya murosyah, jadi baru calon mahasiswa artinya ada kemungkinan diterima atau ditolak,” beber dia.
Baru pada awal November 2022, sambungnya, pihak Universitas Islam Madinah merilis nama-nama yang akhirnya diterima di kampus tersebut.
“Sekarang statusnya sudah diterima di UIM dan tinggal menunggu keberangkatan sekitar bulan Desember 2022 ini atau Maret 2023. Begitu informasi yang ana dapatkan,” terang pemilik hafalan Alquran 30 juz ini.
Baca juga : Zidan: Cita-cita Kuliah ke Timur Tengah Sejak Kelas 7, Akhirnya Bisa Terwujud
Universitas Islam Madinah berdiri pada 29 Rabi’ul Awal 1381 Hijriyah atau 6 September 1961. UIM setidaknya memiliki 9 fakultas yang bisa dipilih oleh calon mahasiswa. Ada fakultas syariah, dakwah dan ushuluddin, Alquran, bahasa arab, hadits dan studi Islam, teknik, sains, sistem komputer dan informasi serta fakultas sistem hukum dan studi kehakiman.
Dihya mengaku dirinya telah berkonsultasi dengan para ustaz, khususnya alumni UIM di Pesantren Al-Andalus terkait pemilihan fakultas yang ingin diambil.
“Setelah ngobrol-ngobrol, insyaAllah ana ingin masuk ke fakultas dakwah dan ushuluddin,” ungkapnya.
Ia mengatakan bahwa keberhasilan masuk UIM tentu tidak lepas do’a dari orang tuanya, para ustaz dan adik-adik kelasnya.
“Terima kasih banyak, khususnya kepada para ustaz yang telah membimbing ana selama belajar di pesantren. semoga Allah Ta’ala membalas semua amal kebaikan asatiz dan seluruh warga Pesantren Al-Andalus dengan yang lebih baik lagi,” ucap Dihya.
Selain lima orang yang baru saja diterima di Universitas Islam Madinah, sebelumnya juga sudah ada Muhammad Bimbi Firdaus (angkatan I) yang sudah kuliah di UIM. (*)
Mashallah,,, smoga kelak anak Sy bisa ikut melanjutkan sekolah di sana, saat ini baru kelas 7 di Al Andalus,,, masih sangat panjang perjalanan yg harus ditempuh, tentunya dg kerja keras dan bimbingan para syekh dan Ustazd disana. mohon doanya utk para sahabat dan asatizd. Inshallah semoga Allah mudahkan. Aamiiin Yaa mujiibassailin 🤲
Masyaa Alloh… semoga tahun” berikutnya semakin banyak alumni” Al Andalus yg diterima di Universitas Islam Madina, Aamiin.
MaasyaAllah, baarakallahu fiihim
Semoga Allah mudahkan langkahnya mereka dalam menuntut ilmu serta membimbing mereka kepada yang dicintai & diridhoiNya
Baarakallahu fiihim, semoga Pesantren Al Andalus semakin banyak melahirkan calon² dai dan ulama yang senantiasa mengajarkan dan mendakwahkan kalimatullah di atas muka bumi ini. Aamiin yaa rabbal’aalamiin