Oleh: Aminullah Yasin, Lc., M.Pd (Mudir Direktorat Pesantren Islam Internasional Al-Andalus Putra)
Virus Corona pada hari-hari ini menyita perhatian dan menebarkan kekhawatiran masyarakat dunia. Sejak awal kemunculannya pada pertengahan Januari 2020 yg lalu, kini virus tersebut telah menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
Sebagai seorang Muslim, tentu kita tidak boleh takut kepada Corona sehingga lupa dengan Sang Pencipta Corona , Allah ta’ala. Dia yang menciptakan dan menurunkan virus ini kepada umat manusia -tentu dibalik itu ada hikmahnya-, Dia pulalah yang mampu mengentaskannya. Ingat ucapan Nabi Ibrahim yang Allah ta’ala abadikan dalam Al-Qur’an:
الذي خلقني وهو يهدين * والذي هو يطعمني ويسقين * وإذا مرضت فهو يشفين * والذي يميتني ثم يحيين * والذي أطمع أن يغفر لي خطيئتي يوم الدين *
“(Allah) yang menciptakanku dan Dia memberiku petunjuk. Yang memberiku makan dan minum. Apabila aku sakit, Dialah yang memberiku kesembuhan. Yang mematikanku dan menghidupkanku kembali. Yang sangat aku harapkan agar mengampuni dosa-dosa ku pada hari pembalasan.” (QS. As-Syu’aro : 78 – 82)
Begitulah keyakinan seorang muslim, sehingga seorang muslim yang hakiki akan Allah jauhkan dari rasa takut dan sedih yang berlebihan, karena dia yakin bahwa semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah dan pasti menyimpan ribuan hikmah kebaikan bagi umat Islam.
Meski kita bersikap tidak takut berlebihan, bukan berarti tidak melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan. Karena seorang muslim diperintahkan oleh Allah untuk “al-akhdzu bil asbaab” (melakukan sebab-sebab). Ada banyak dalil yang menjelaskan hal ini, namun bukan pembahasan kita pada artikel ini.
Secara umum, upaya pencegahan dan penanggulangan terbagi menjadi dua:
1. Upaya yang bersifat hissi
2. Upaya yang bersifat syar’i
2. Upaya yang bersifat syar’i
Upaya yang bersifat hissi, seperti: social distancing, rajin cuci tangan, menyemprotkan cairan disinfektan, dan lain-lain.
Pada tulisan ini saya akan coba bahas upaya-upaya yang bersifat syar’i untuk mencegah dan menanggulangi virus corona. Semoga bermanfaat.
Pertama, sholat secara khusyu’.
Sholat merupakan amalan paling utama disaat kondisi sulit. Allah ta’ala berfirman:
واستعينوا بالصبر والصلاة
“Dan mintalah pertolongan dengan kesabaran dan sholat…” QS. Al-Baqoroh : 45.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menceritakan kisah Juraij, seorang pemuda beriman dari kalangan Bani Israil. Dia sangat rajin beribadah hingga dia memiliki rumah ibadah pribadi.
Pada suatu hari, Ibunda Juraij mendatangi rumah ibadahnya untuk memanggil Juraij yang saat itu sedang melaksanakan sholat. Mendengar panggilan Ibundanya, Juraij bimbang antara membatalkan sholatnya untuk memenuhi panggilan Ibundanya ataukah meneruskan sholat dan mengabaikan panggilan Ibundanya. Akhirnya Juraij memilih mengacuhkan panggilan Ibundanya dan melanjutkan sholatnya.
Sang ibu merasa kecewa dan marah lantaran Juraij mengacuhkan panggilannya. Kekecewaan itu berujung pada sebuah do’a agar Allah memberi cobaan kepada Juraij berupa fitnah wanita. Allah kabulkan do’a sang ibu!
Singkat cerita, suatu hari tiba-tiba rumah ibadah Juraij dirusak oleh massa karena ada laporan dari seorang wanita ‘penghibur’ yang melahirkan bayi, padahal dia tidak bersuami… Dia menuduh bahwa Juraij – lah ayah biologis dari bayi yang baru dilahirkannya tersebut.
Massa mengamuk dan hampir saja mencelakai Juraij. Setelah mengetahui duduk perkaranya, Juraij meminta agar wanita dan bayinya dihadirkan kehadapannya untuk pembuktian bahwa dia tidak bersalah. Lantas Juraij mengambil wudhu dan sholat.
Selesai sholat, Juraij mendatangi sang bayi dan bertanya kepadanya, “siapakah ayahmu wahai bayi?”.
Tetiba bayi itu menjawab pertanyaan Juraij, “seorang penggembala.”
Sontak masyarakat yang hadir terkejut dan merasa bersalah kepada Juraij karena telah menuduhnya berbuat zina.
Kisah diatas terdapat dalam kitab Shohih Al-Bukhori dan shohih Muslim.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata tentang Hadits diatas, “pada hadits ini terdapat suatu petunjuk, bahwa jika kita dalam kondisi genting maka cara memasrahkan urusan kepada Allah adalah dengan mengerjakan sholat.” (Fathul Bari)
Dalil-dalil lain dari Al-Qur’an dan As-sunnah tentang hal ini sangatlah banyak, namun saya rasa satu ayat dan satu hadits diatas cukup untuk menjadi petunjuk bagi kita.
Kedua, memperbanyak istighfar.
Istighfar (mengucapkan “astaghfirullah”) merupakan amalan yang Allah tetapkan sebagai sebab tertolaknya bencana. Allah ta’ala berfirman:
وما كان الله ليعذبهم وأنت فيهم وما كان الله معذبهم وهم يستغفرون
“Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka sementara kamu (wahai Muhammad) berada ditengah-tengah mereka dan tidak pula Allah mengazab mereka sementara mereka terus beristighfar” QS. Al-Anfaal : 33.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “adapun azab yang ditolak (akibat istighfar) mencakup azab samawi dan azab hasil perbuatan manusia.” (Majmu’ Al-Fatawa).
Syaikh As-Sa’di berkata, “istighfar merupakan penghalang turunnya azab, setelah terpenuhinya sebab-sebab turunnya azab.” (Tafsir As-Sa’di)
Dalam Hadits gerhana, Nabi shallallahu alaihi wa sallam menerangkan bahwa diantara hikmah dari adanya gerhana adalah untuk menakut-nakuti manusia, beliau bersabda:
ولكن يخوف الله بها عباده، فإذا رأيتم شيئا من ذلك فافزعوا إلى ذكره ودعاءه واستغفاره
“Namun Allah ingin menakut-nakuti hamba-hamba Nya. Maka jika kalian menyaksikannya segeralah kalian berdzikir, berdo’a dan berisighfar kepada Allah.” Muttafaqun ‘alaihi.
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “pada hadits tersebut terdapat sebuah anjuran untuk banyak beristighfar ketika gerhana atau kondisi menakutkan lainnya, karena istighfar merupakan salah satu amalan yang menyebabkan tertolaknya bencana.” (Fathul Bari)
Ketiga, memperbanyak dzikir kepada Allah.
Allah menurunkan suatu bencana agar kita ingat, bahwa diatas segala rencana, kecerdasan dan kuasa manusia, ada Tuhan yang Maha Berkehendak. Siapa sangka virus Corona yang sangat kecil sehingga tak bisa kita lihat secara kasat mata mampu mengubah segala rencana manusia di seluruh dunia! Sekolah-sekolah libur, perkantoran libur, tempat-tempat wisata ditutup, bahkan masjidpun ditutup! Tak pernah terlintas dalam pikiran manusia adanya sebuah kejadian ini… Namun demikianlah ketika Allah telah berkehendak.
Allah ta’ala berfirman:
انما أمره إذا أراد شيئا أن يقول له كن فيكون
“Sesungguhnya urusan Allah adalah jika menginginkan sesuatu cukup baginya mengatakan “kun” (jadilah!), maka perkara itu akan terjadi.” QS. Yasin : 82.
Allah ta’ala menegur kita yang mulai lalai dari Nya, agar kembali mengingat-Nya. Bukankah Allah ta’ala telah menyatakan:
فاذكروني أذكركم واشكروا لي ولا تكفرون
“Ingatlah Aku (berdzikir), Aku akan mengingat kalian, bersyukurlah kepada-Ku dan jangan kalian menkufuri (nikmat² Allah).” QS. Al-Baqoroh : 152.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
احفظ الله يحفظك احفظ الله تجده تجاهك
“Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu, jagalah Allah niscaya kamu akan mendapati-Nya ada dihadapanmu.” HR. Muslim.
Yang dimaksud dengna menjaga Allah adalah menjaga perintah dan anjuran-anjuran Nya, termasuk anjuran untuk berdzikir.
Diantara ucapan dzikir yang Nabi anjurkan adalah:
بِسْمِ اللّٰهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“Dengan menyebut nama Allah yang dengan menyebut nama-Nya tidak ada yang dapat memberikan bahaya baik di bumi maupun di langit, Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.”
Barang siapa yang membaca zikir tersebut 3x setiap pagi dan sore hari, maka Allah akan melindunginya dari segala mara bahaya. HR. Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan lainnya.
Keempat, berdo’a dengan penuh kesungguhan.
Allah ta’ala berfirman:
وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان
“Apabila hamba-hamba Ku bertanya kepadamu tentang diri-Ku, maka jawablah bahwa Aku dekat. Aku akan kabulkan do’a orang-orang apabila mereka berdo’a kepadaKu.” QS. Al-Baqoroh : 186.
Mintalah kepada Allah dengan penuh kesungguhan agar Dia segera mencabut bencana virus Corona ini. Demi Allah, hanya Allah yang mampu mengentaskan kita dari segala mara bahaya!
Allah ta’ala berfirman:
أمن يجيب المضطر إذا دعاه ويكشف السوء
“Siapakah (selain Allah) yang mampu mengabulkan permintaan orang yang kesulitan ketika menyerunya serta mampu menyingkap dari segala keburukan?” QS. An-Naml : 62.
Yakinlah bahwa do’a-do’a kita akan dikabulkan oleh Allah, sebagaimana perintah Nabi kita:
ادعوا الله وأنتم موقنون بالإجابة واعلموا أن الله لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه
“Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan bahwa do’a kalian akan dikabulkan! Ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan do’a yang datang dari hati yang lalai.” HR. At-Tirmidzi.
Diantara do’a yang diajarkan Nabi agar terhindar dari penyakit adalah:
اللّٰهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبَرَص ، وَالْجُنُونِ ، وَالجُذَامِ ، وَمِنْ سَيِّئِ الْأَسْقَامِ
“Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penyakit belang, gila, lepra dan penyakit-penyakit yang buruk.” HR. Abu Dawud, An-Nasaa’i dan Ahmad.
Kelima, berperilaku baik (akhlakul karimah).
Ditengah ‘amukan’ virus Corona ini, kita sangat butuh untuk berperilaku sesuai dengan tuntunan Nabi kita.
Perilaku yang baik merupakan sebab terbukanya rizki dan bertambahnya ketahanan tubuh. Nabi shallallahu alaihi wa salam bersabda:
من سره أن يبسط له في رزقه وينسأ له في أثره فليصل رحمه.
“Barangsiapa yang ingin dibentangkan rizkinya, dipanjangkan usianya, hendaklah dia melakukan silaturahmi.” HR. Al-Bukhori dan Muslim.
Nabi juga mengabarkan bahwa diakhir zaman umat manusia akan tertimpa musibah sampai-sampai seorang mu’min mengatakan, “ini adalah kematianku…”. Ketika kondisi ini datang, Nabi mewasiatkan:
فمن أحب أن يزحزح عن النار ويدخل الجنة ، فلتأت منيته وهو يؤمن بالله واليوم الآخر ، وليأت إلى الناس الذي يحب أن يؤتى إليه.
“Maka barangsiapa yang ingin dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan kedalam surga, hendaklah dia mempertahankan keimanannya kepada Allah dan kepada hari Akhir hingga ajal mendatanginya. Serta hendaklah dia memperlakukan manusia sebagaimana dia ingin diperlakukan oleh orang lain.” HR. Muslim.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, bahwa seorang sahabat Nabi bernama Abdullah bin Mas’ud berkata, “barang siapa yang ingin diperlakukan oleh Allah dengan baik, maka hendaknya dia memperlakukan manusia sebagaimana dia ingin diperlakukan oleh orang lain.”
Mari kita instropeksi agar tidak melakukan perilaku yang buruk. Jangan pernah berpikir melakukan penjarahan, saling melempar cacian, menyebarkan berita palsu, dan lain sebagainya. Karena hal-hal tersebut bukanlah perilaku yang baik… Padahal Nabi memerintahkan agar kita bersikap baik, terutama ketika dalam kondisi genting seperti sekarang ini.
Keenam, banyak bersedekah.
Sedekah merupakan amalan yang dapat mencegah bencana bahkan dapat meredam murka Allah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إن صدقة السر تطفئ غضب الرب
“Sesungguhnya sedekah secara sembunyi-sembunyi dapat meredam murka Tuhan.”
Sedekah juga dapat menjadi wasilah kesembuhan seseorang. Sebagaimana sabda Nabi:
داووا مرضاكم بالصدقة
“Obatilah orang-orang yang sakit diantara kalian dengan amalan sedekah.”
Al-Allamah Ibnul Qoyyim berkata, “sedekah memiliki pengaruh yang sangat baik dalam menolak berbagai macam jenis bencana, meskipun sedekah itu dikeluarkan oleh orang zalim bahkan kafir. Hal ini sudah diketahui bersama oleh seluruh manusia, karena mereka telah membuktikan dan menyaksikan keajaiban dari sedekah ini.” (Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’)
Bagi seorang muslim, tentu saja ketika bersedekah harus meniatkan karena Allah. Karena yang kita harapkan tidak hanya terhindar dari virus Corona, namun juga pahala dari-Nya.
Demikian enam amalan yang sangat dianjurkan untuk kita amalkan dan perbanyak dihari-hari penuh kekhawatiran seperti saat ini. Namun jika setelah kita mengamalkannya juga telah mengamalkan sebab-sebab hissi , Allah tetap memberi kita cobaan sakit akibat virus Corona, hendaklah kita bersabar dan selalu yakin bahwa Allah menghendaki banyak kebaikan dari kejadian ini.
Allah ta’ala berfirman:
قل لن يصيبنا إلا ما كتب الله لنا هو مولانا وعلى الله فليتوكل المؤمنون.
“Katakanlah, tidak akan ada musibah yang menimpa kami selain yang telah Allah tetapkan atas kami. Dia-lah pelindung Kami, dan kepada Allah-lah orang-orang mu’min berserah diri.” QS. At-Taubah : 51.
Semoga tulisan ini bermanfaat sebagai bentuk pengamalan perintah Allah agar Kita saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran.
Wallahu a’lam bis showab.